TIdak Boleh dicopas

Wednesday, February 4, 2015

Belajar Ekonomi Syariah, Bagaimana Kita Harus Memulai?

Assalamu’alaikum wr.wb.


Sebagai muslim yang baik, tentu kita ingin mengikuti tuntunan agama sepenuhnya. Agama yang sempurna ini telah memberikan aturan yang lengkap untuk kebutuhan hidup kita. Tidak ada satu pun aspek kehidupan yang luput dari jangkauan agama kita. Termasuk kegiatan ekonomi pun diatur dalamnya. Saat ini mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “ekonomi syariah”. Apakah ekonomi syariah itu adalah ekonomi yang diatur agama? Ya kurang lebih seperti itu. Dan kembali lagi, sebagai muslim yang baik tentu dalam berekonomi pun kita harus berekonomi sesuai aturan agama, berekonomi syariah.

Pertanyaannya, Bagaimana Cara Kita Berekonomi Secara Syariah?

Tentu saja, harus dimulai dengan mempelajari ekonomi syariah itu sendiri. Karena apa yang mau kita praktekkan, jika kita tidak memiliki ilmunya.

Kapan Kita Harus Belajar Ekonomi Syariah?

Ya, mulai detik ini juga. Karena kita melakukan aktivitas ekonomi setiap hari. Bahkan semua rukun Islam berkaitan erat dengan ekonomi. Mulai dari rukun Islam pertama syahadat, kita hanya bisa mengucapkan kalimat syahadat jika kita sanggup berbicara. Kita akan sanggup berbicara jika kita hidup. Kita akan bertahan hidup jika kita makan dan minum. Kita akan dapat memakan atau meminum sesuatu jika kita berusaha memperoleh makanan atau minuman. Upaya mencari makanan atau minuman itu adalah aktivitas ekonomi.
Kemudian rukun Islam kedua shalat. Salah satu syarat agar shalat kita sah, haruslah menutup aurat. Kita akan sanggup menutup aurat, jika kita memiliki pakaian. Kita akan memiliki pakaian, jika kita membuat, mencari atau membelinya. Dan ini pun aktivitas ekonomi.
Kemudian rukun Islam yang ketiga zakat, sudah jelas ini aktivitas ekonomi. Rukun Islam yang keempat puasa, ini pun aktivitas ekonomi. Dan yang terakhir, rukun Islam yang kelima, menunaikan ibadah haji hanya akan terlaksana jika kita sudah memiliki biaya dan perbekalan yang cukup. Menyiapkannya adalah kegiatan ekonomi.
Semua rukun Islam kita akan diterima oleh Allah Ta’ala jika ekonomi yang kita lakukan sesuai dengan syariah. Maka mulai dari detik ini kita harus mempelajari ekonomi syariah.

Lalu Dimana Kita Bisa Belajar Ekonomi Syariah?

Masalah tempat bisa berbeda-beda tergantung keadaan kita masing-masing. Dintaranya tempat-tempat untuk belajar ekonomi syariah adalah:

1. Pesantren

Pertama, Kita bisa mempelajari ekonomi syariah di pesantren. Disana Kita akan dapat banyak ilmu berkaitan fiqih untuk ekonomi syariah. Namun, kurikulum pesantren biasanya mengharuskan Kita mengikuti pelajaran-pelajaran ilmu dasar-dasar agama terlebih dahulu sebelum menginjak ke tahapan belajar ekonomi syariah. Pelajaran-pelajaran itu biasanya seperti ilmu tauhid, fiqih ibadah, tata bahasa Arab, dan lain-lain tergantung kurikulum setiap pesantren. Ini adalah hal biasa di dunia pesantren. Terutama ilmu tauhid, ini adalah ilmu paling dasar dan sangat penting untuk benar dipahami. Karena tauhid adalah pondasi keimanan kita. Ekonomi syariah akan tegak dengan kuat jika pondasi tauhid dalam diri kita juga kuat.
Kelebihan belajar ekonomi syariah di pesantren adalah kita akan belajar ekonomi syariah langsung dari kitab-kitab rujukan utama yang berbahasa Arab karya ulama-ulama besar. Jadi kita perlu mengerti bahasa Arab terlebih dahulu, ditambah penjelasan dari Sang Guru barulah kita bisa memahaminya dengan baik.[1] Ini bisa saja memakan waktu yang lama sampai kita bisa memahami dan mengaplikasikannya. Keadaan ini malah bisa menjadi kendala bagi kita jika kurang memiliki sifat sabar dalam belajar. Terlebih lagi jika umur kita sudah tak lagi muda atau telah sibuk dengan mencari nafkah untuk keluarga tentulah berat jika harus belajar ekonomi syariah di pesantren.
Belajar di pesantren memang butuh kesungguhan niat dan kesabaran yang kuat. Walau pendidikan pesantren sering dipandang sebelah mata karena keterbatasan fasilitasnya, tapi justru ilmu dari pesantren lah yang murni dan menjadi rujukan. Dikarenakan budaya pesantren telah memelihara tradisi menjaga kelestarian ilmu yang bersanad kepada guru kemudian kepada guru terus sampai kepada Maha guru, Rasulullah SAW. Inilah alasan mengapa ulama lulusan pesantren adalah ulama yang menjadi rujukan dan harus kita ikuti, karena ilmu mereka bersanad sampai Rasulullah SAW.
Perlu kita perhatikan disini, jika ingin menuntut ilmu di pesantren, hal yang terpenting sebelum memutuskan akan  menuntut ilmu di pesantren mana, pastikan dahulu di pesantren tersebut diasuh oleh guru yang memiliki sanad ilmu yang sampai kepada Rasulullah atau tidak. Sanad ilmu ini sangat penting dalam belajar ilmu agama dan menjadi jaminan bahwa kita tidak akan tersesat.
Selain itu pula, sudah banyak pesantren yang menyediakan juga pendidikan umum formal. Sehingga diharapkan lulusan pesantren tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga sudah memiliki ijazah pendidikan umum formal. Walaupun banyak juga pesantren yang belum menyediakan pendidikan formal karena keterbatasan fasilitas. Tetapi peran pesantren dalam pengembangan ekonomi syariah diakui sendiri oleh gubernur BI Agus Martowardojo. Beliau menilai pesantren memiliki potensi yang cukup mumpuni dalam mengembangkan ekonomi syariah.[2]

2. Pesantren Ekonomi Syariah

Tempat kedua untuk belajar ekonomi syariah adalah yaitu pesantren ekonomi syariah. Sejauh ini yang penulis ketahui telah berdiri satu pesantren yang mengikrarkan dirinya sebagai pesantren ekonomi syariah. Pesantren tersebut bernama Pesantren Terpadu Ekonomi Islam Multazam. Memakai istilah ekonomi Islam bukan ekonomi syariah, sebenarnya tidak ada bedanya.
Pesantren ini berdiri tahun 2010 di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Memiliki kurikulum pengajaran agama yang tak jauh berbeda dengan pesantren lain. Selain itu  juga menyediakan pendidikan umum formal. Yang menjadi perbedaan dibanding pesantren lain adalah disini diajarkan bagaimana cara mengaplikasikan ekonomi syariah. Salah satu visi di pesantren ini ingin mencetak generasi yang berjiwa enterpreneur yang Islami. Adanya gagasan pesantren ekonomi syariah ini sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita bahwa tidak semua pesantren mengajarkan bagaimana cara mengaplikasikan ekonomi syariah.
Banyak juga pesantren lain yang mengajarkan dan mengaplikasikan ekonomi syariah walaupun tidak mengatasnamakan pesantren ekonomi syariah. Tak lama ini, bulan November 2014 kemarin Bank Indonesia telah bekerja sama dengan 17 pesantren di Jawa Timur untuk mengembangkan ekonomi syariah. 17 pesantren ini akan menjadi pesantren percontohan pengembangan ekonomi syariah. Maksud pengembangan disini adalah pengembangan baik dari sisi ilmu maupun dari sisi aplikasinya. Gubernur BI, menilai Jawa Timur adalah porvinsi yang paling siap mengembangkan sistem ekonomi syariah. Salah satu alasannya di Jawa Timur terdapat sekitar 6000 pesantren. Dan sejak lama memang telah banyak pesantren yang mengaplikasikan ekonomi syariah dalam bisnisnya. Selain itu pula, Bank Indonesia ingin mengembangkan UMKM di Jawa Timur.[3]

3. Sekolah Ekonomi Syariah Formal 

Tempat ketiga untuk belajar ekonomi syariah adalah sekolah  ekonomi syariah formal. Saat ini tingkatan sekolah formal yang mulai mengajarkan ekonomi syariah adalah tingkatan sekolah menengah kejuruan (SMK). Sudah banyak sekolah menengah kejuruan yang menawarkan Program Studi yang berkaitan dengan Ekonomi Syariah yang kebanyakannya menawarkan Program Studi Perbankan Syariah. Sampai tahun 2013, tercatat telah ada seKitar 40 SMK yang menawarkan Program Studi Perbankan Syariah di Indonesia. Jumlah itu belum termasuk 20 SMK yang pada tahun tersebut baru saja membuka Program Studi Perbankan Syariah sehingga jumlahnya menjadi 60 SMK. bahkan beberapa diantaranya memadukan pendidikan SMK Perbankan Syariah dengan pendidikan pesantren.
SMKN 20 Jakarta adalah SMK yang pertama kali menawarkan Program Studi atau Jurusan Perbankan Syariah. Ini terjadi pada tahun 2002, dimana pada awal pendiriannya mendapat banyak  tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Diantaranya banyak yang mempertanyakan mengapa harus ada SMK Perbankan Syariah. Bahkan dalam pembuatan soal-soal ujian nasional, kadang kala tidak tercantum nama jurusan perbankan syariah, yang ada hanyalah jurusan perbankan. Dahulu tahun 2002 mungkin bank syariah baru ada satu saja yaitu Bank Muamalat. Mungkin itu salah satu alasan SMK Perbankan Syariah dinilai kurang bisa menghasilkan lulusan yang siap diserap industri.[4]
Namun sekarang bank syariah telah menjamur di Indonesia. Tercatat oleh OJK hingga Oktober 2014, ada 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah (dari bank konvensional), 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan jaringan kantor sebanyak 2950. Jumlah di atas tentu bisa terus berkembang mengikuti perkembangan permintaan masyarakat akan layanan perbankan syariah. Bertambahnya jumlah bank syariah berarti bertambahnya kebutuhan SDM perbankan syariah. Kehadiran SMK Perbankan Syariah justru diharapkan bisa ikut berperan dalam menyiapkan kebutuhan SDM perbankan syariah. Dengan melihat pentingnya peran tersebut, SMK Perbankan Syariah baru diakui sebagai suatu jurusan tersendiri tahun 2013 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Memasuki perguruan tinggi pun, sudah banyak perguruan tinggi yang menawarkan program studi ekonomi syariah ataupun perbankan syariah. Setidaknya ada seKitar 42 Perguruan tinggi yang menawarkan program studi ekonomi syariah/ekonomi Islam program S1, S2 atau S3. Perguruan tinggi yang pertama kali menawarkan Program Studi Ekonomi Syariah adalah Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor pada tahun 1995. Pada saat itu Fakultas Studi Islam UNIDA sudah membuka Program Studi Muamalat Ekonomi Islam. Dan saat ini program studi tersebut sudah berganti nama menjadi Program Studi Ekonomi Islam. Dalam hal ini justru perguruan tinggi swastalah yang menjadi pelopor berdirinya program studi ekonomi syariah di perguruan tinggi.[5]
Bagi Anda yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, ekonomi syariah bisa menjadi salah satu pilihan program studi yang sudah disediakan di banyak perguruan tinggi. Terlebih lagi jika Anda ingin menjadi seorang ekonom namun ingin juga tetap memegang teguh keyakinan agama, maka kuliah di Program Studi Ekonomi Syariah adalah pilihan yang paling tepat.
Saran penulis, jika ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan Anda ingin memilih program studi ekonomi syariah, maka pelajarilah dahulu kurikulum yang ditawarkan. Pilihlah perguruan tinggi yang menawarkan kurikulum yang tidak hanya mencakup ilmu ekonomi syariah, tetapi juga mencakup ilmu ekonomi umum. Hal ini sangat penting, karena mempelajari keduanya akan memudahkan kita memahami kondisi di lapangan yang kebanyakan mengaplikasikan ilmu ekonomi umum. Sehingga diharapkan lulusannya dapat beradaptasi, menyesuaikan diri dengan kemajuan aplikasi ekonomi umum yang telah ada. Serta mengaplikasikan ilmu ekonomi syariahnya tanpa kebingungan ketika melihat praktek ekonomi umum di lapangan yang telah banyak mengalami kemajuan.[6] Artinya juga diharapkan lulusannya dapat memahami dan memanfaatkan kemajuan praktek ekonomi umum. Kemudian memodifikasinya dan ilmu ekonomi syariah diterapkan di dalamnya.
Dalam bahasa yang lain, setelah lulus Anda tidak hanya mendapatkan ilmu-ilmu tentang fiqih ekonomi saja tetapi akan mendapatkan ilmu-ilmu ekonomi umum. Jadi, Anda akan menguasai ilmu ekonomi syariah sekaligus ilmu ekonomi umum.

4. Majelis Taklim Ekonomi Syariah

Bagi Anda yang tidak memiliki kesempatan dan waktu jika harus belajar di Pesantren ataupun di sekolah formal, jangan khawatir saat ini telah bermunculan majelis taklim yang mengadakan pengajian ekonomi syariah. Pengajian di majelis taklim lebih mudah untuk diikuti karena waktu pengajian biasanya hanya seminggu sekali. Cara ini cocok diikuti oleh orang-orang yang memiliki sedikit waktu luang, tetapi ingin tetap belajar ilmu agama. Lebih khusus lagi jika ingin belajar ekonomi syariah.
Jika masih tidak sempat datang ke majelis taklim, kita masih bisa mendengarkan siaran langsung di radio. Pengajian ekonomi syariah sekarang ini telah banyak disiarkan di radio. Jika kita masih tidak sempat mengikuti pengajian lewat radio, kita masih bisa mendownload rekaman pengajian di youtube atau situs-situs khusus dari pengelola pengajian tersebut. Atau dengan membaca artikel ekonomi syariah lewat internet.

Itulah empat tempat dimana kita bisa belajar ekonomi syariah. Yang terpenting, mohonlah terus kepada Allah agar diberi kefahaman ilmu ekonomi syariah dan bisa mempraktekkannya. Jangan lupa pula harus disertai juga dengan niat dan ikhtiar yang kuat. Serta praktekanlah segera ilmu ekonomi syariah yang telah Anda dapat walau hanya baru sedikit saja yang Anda dapatkan agar tidak lupa.
Akhirnya, untuk kesempatan kali ini hanya ini yang bisa penulis sampaikan.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisannya.
Silahkan jika ingin memberi masukan atau berkomentar…
Wallahu’alam bishshawab.

Wassalamua’alaikum wr.wb.




[1] Pada dasarnya kita akan paham jika Allah Kehendaki.

[5] Dalam hal ini penulis tidak bermaksud promosi perguruan tinggi tersebut. Hanya memang begitu keadaannya dan tidak banyak yang tahu bahwa Universitas Djuanda Bogor adalah perguruan tinggi pelopor yang menawarkan Program Studi Ekonomi Islam.

[6] Kemajuan yang dimaksud adalah perkembangan sistem dan teknologi dalam kegiatan ekonomi, seperti contohnya bisnis online dan uang elektronik saat ini sedang mulai marak di masyarakat.