Assalamu’alaikum wr.wb.
Sebagai
muslim yang baik, tentu kita ingin mengikuti tuntunan agama sepenuhnya. Agama yang
sempurna ini telah memberikan aturan yang lengkap untuk kebutuhan hidup kita.
Tidak ada satu pun aspek kehidupan yang luput dari jangkauan agama kita. Termasuk
kegiatan ekonomi pun diatur dalamnya. Saat ini mungkin kita sudah tidak asing lagi
dengan istilah “ekonomi syariah”. Apakah ekonomi syariah itu adalah ekonomi
yang diatur agama? Ya kurang lebih seperti itu. Dan kembali lagi, sebagai
muslim yang baik tentu dalam berekonomi pun kita harus berekonomi sesuai aturan
agama, berekonomi syariah.
Pertanyaannya, Bagaimana Cara Kita Berekonomi Secara Syariah?
Tentu
saja, harus dimulai dengan mempelajari ekonomi syariah itu sendiri. Karena apa
yang mau kita praktekkan, jika kita tidak memiliki ilmunya.
Kapan Kita Harus Belajar Ekonomi Syariah?
Ya,
mulai detik ini juga. Karena kita melakukan aktivitas ekonomi setiap hari. Bahkan
semua rukun Islam berkaitan erat dengan ekonomi. Mulai dari rukun Islam pertama
syahadat, kita hanya bisa mengucapkan kalimat syahadat jika kita sanggup
berbicara. Kita akan sanggup berbicara jika kita hidup. Kita akan bertahan
hidup jika kita makan dan minum. Kita akan dapat memakan atau meminum sesuatu
jika kita berusaha memperoleh makanan atau minuman. Upaya mencari makanan atau
minuman itu adalah aktivitas ekonomi.
Kemudian
rukun Islam kedua shalat. Salah satu syarat agar shalat kita sah, haruslah
menutup aurat. Kita akan sanggup menutup aurat, jika kita memiliki pakaian. Kita
akan memiliki pakaian, jika kita membuat, mencari atau membelinya. Dan ini pun
aktivitas ekonomi.
Kemudian
rukun Islam yang ketiga zakat, sudah jelas ini aktivitas ekonomi. Rukun Islam
yang keempat puasa, ini pun aktivitas ekonomi. Dan yang terakhir, rukun Islam
yang kelima, menunaikan ibadah haji hanya akan terlaksana jika kita sudah
memiliki biaya dan perbekalan yang cukup. Menyiapkannya adalah kegiatan
ekonomi.
Semua
rukun Islam kita akan diterima oleh Allah Ta’ala jika ekonomi yang kita lakukan
sesuai dengan syariah. Maka mulai dari detik ini kita harus mempelajari ekonomi
syariah.
Lalu Dimana Kita Bisa Belajar Ekonomi Syariah?
Masalah
tempat bisa berbeda-beda tergantung keadaan kita masing-masing. Dintaranya
tempat-tempat untuk belajar ekonomi syariah adalah:
1. Pesantren
Pertama,
Kita bisa mempelajari ekonomi syariah di pesantren. Disana Kita akan dapat
banyak ilmu berkaitan fiqih untuk ekonomi syariah. Namun, kurikulum pesantren
biasanya mengharuskan Kita mengikuti pelajaran-pelajaran ilmu dasar-dasar agama
terlebih dahulu sebelum menginjak ke tahapan belajar ekonomi syariah. Pelajaran-pelajaran
itu biasanya seperti ilmu tauhid, fiqih ibadah, tata bahasa Arab, dan lain-lain
tergantung kurikulum setiap pesantren. Ini adalah hal biasa di dunia pesantren.
Terutama ilmu tauhid, ini adalah ilmu paling dasar dan sangat penting untuk
benar dipahami. Karena tauhid adalah pondasi keimanan kita. Ekonomi syariah
akan tegak dengan kuat jika pondasi tauhid dalam diri kita juga kuat.
Kelebihan
belajar ekonomi syariah di pesantren adalah kita akan belajar ekonomi syariah
langsung dari kitab-kitab rujukan utama yang berbahasa Arab karya ulama-ulama
besar. Jadi kita perlu mengerti bahasa Arab terlebih dahulu, ditambah
penjelasan dari Sang Guru barulah kita bisa memahaminya dengan baik.[1] Ini bisa saja memakan
waktu yang lama sampai kita bisa memahami dan mengaplikasikannya. Keadaan ini
malah bisa menjadi kendala bagi kita jika kurang memiliki sifat sabar dalam
belajar. Terlebih lagi jika umur kita sudah tak lagi muda atau telah sibuk
dengan mencari nafkah untuk keluarga tentulah berat jika harus belajar ekonomi
syariah di pesantren.
Belajar
di pesantren memang butuh kesungguhan niat dan kesabaran yang kuat. Walau
pendidikan pesantren sering dipandang sebelah mata karena keterbatasan
fasilitasnya, tapi justru ilmu dari pesantren lah yang murni dan menjadi
rujukan. Dikarenakan budaya pesantren telah memelihara tradisi menjaga kelestarian
ilmu yang bersanad kepada guru kemudian kepada guru terus sampai kepada Maha
guru, Rasulullah SAW. Inilah alasan mengapa ulama lulusan pesantren adalah
ulama yang menjadi rujukan dan harus kita ikuti, karena ilmu mereka bersanad
sampai Rasulullah SAW.
Perlu
kita perhatikan disini, jika ingin menuntut ilmu di pesantren, hal yang
terpenting sebelum memutuskan akan
menuntut ilmu di pesantren mana, pastikan dahulu di pesantren tersebut
diasuh oleh guru yang memiliki sanad ilmu yang sampai kepada Rasulullah atau
tidak. Sanad ilmu ini sangat penting dalam belajar ilmu agama dan menjadi
jaminan bahwa kita tidak akan tersesat.
Selain
itu pula, sudah banyak pesantren yang menyediakan juga pendidikan umum formal.
Sehingga diharapkan lulusan pesantren tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi
juga sudah memiliki ijazah pendidikan umum formal. Walaupun banyak juga
pesantren yang belum menyediakan pendidikan formal karena keterbatasan
fasilitas. Tetapi peran pesantren dalam pengembangan ekonomi syariah diakui
sendiri oleh gubernur BI Agus Martowardojo. Beliau menilai pesantren memiliki
potensi yang cukup mumpuni dalam mengembangkan ekonomi syariah.[2]
2. Pesantren Ekonomi Syariah
Tempat
kedua untuk belajar ekonomi syariah adalah yaitu pesantren ekonomi syariah.
Sejauh ini yang penulis ketahui telah berdiri satu pesantren yang mengikrarkan
dirinya sebagai pesantren ekonomi syariah. Pesantren tersebut bernama Pesantren
Terpadu Ekonomi Islam Multazam. Memakai istilah ekonomi Islam bukan ekonomi
syariah, sebenarnya tidak ada bedanya.
Pesantren
ini berdiri tahun 2010 di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Memiliki kurikulum
pengajaran agama yang tak jauh berbeda dengan pesantren lain. Selain itu juga menyediakan pendidikan umum formal. Yang
menjadi perbedaan dibanding pesantren lain adalah disini diajarkan bagaimana
cara mengaplikasikan ekonomi syariah. Salah satu visi di pesantren ini ingin
mencetak generasi yang berjiwa enterpreneur yang Islami. Adanya gagasan
pesantren ekonomi syariah ini sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita bahwa
tidak semua pesantren mengajarkan bagaimana cara mengaplikasikan ekonomi syariah.
Banyak
juga pesantren lain yang mengajarkan dan mengaplikasikan ekonomi syariah
walaupun tidak mengatasnamakan pesantren ekonomi syariah. Tak lama ini, bulan
November 2014 kemarin Bank Indonesia telah bekerja sama dengan 17 pesantren di
Jawa Timur untuk mengembangkan ekonomi syariah. 17 pesantren ini akan menjadi pesantren
percontohan pengembangan ekonomi syariah. Maksud pengembangan disini adalah
pengembangan baik dari sisi ilmu maupun dari sisi aplikasinya. Gubernur BI,
menilai Jawa Timur adalah porvinsi yang paling siap mengembangkan sistem
ekonomi syariah. Salah satu alasannya di Jawa Timur terdapat sekitar 6000
pesantren. Dan sejak lama memang telah banyak pesantren yang mengaplikasikan
ekonomi syariah dalam bisnisnya. Selain itu pula, Bank Indonesia ingin
mengembangkan UMKM di Jawa Timur.[3]
3.
Sekolah Ekonomi Syariah Formal
Tempat
ketiga untuk belajar ekonomi syariah adalah sekolah ekonomi syariah formal. Saat
ini tingkatan sekolah formal yang mulai mengajarkan ekonomi syariah adalah
tingkatan sekolah menengah kejuruan (SMK). Sudah banyak sekolah menengah
kejuruan yang menawarkan Program Studi yang berkaitan dengan Ekonomi Syariah yang
kebanyakannya menawarkan Program Studi Perbankan Syariah. Sampai tahun 2013,
tercatat telah ada seKitar 40 SMK yang menawarkan Program Studi Perbankan
Syariah di Indonesia. Jumlah itu belum termasuk 20 SMK yang pada tahun tersebut
baru saja membuka Program Studi Perbankan Syariah sehingga jumlahnya menjadi 60
SMK. bahkan beberapa diantaranya memadukan pendidikan SMK Perbankan Syariah dengan
pendidikan pesantren.
SMKN
20 Jakarta adalah SMK yang pertama kali menawarkan Program Studi atau Jurusan
Perbankan Syariah. Ini terjadi pada tahun 2002, dimana pada awal pendiriannya
mendapat banyak tantangan dan cobaan
yang harus dihadapi. Diantaranya banyak yang mempertanyakan mengapa harus ada
SMK Perbankan Syariah. Bahkan dalam pembuatan soal-soal ujian nasional, kadang
kala tidak tercantum nama jurusan perbankan syariah, yang ada hanyalah jurusan
perbankan. Dahulu tahun 2002 mungkin bank syariah baru ada satu saja yaitu Bank
Muamalat. Mungkin itu salah satu alasan SMK Perbankan Syariah dinilai kurang
bisa menghasilkan lulusan yang siap diserap industri.[4]
Namun
sekarang bank syariah telah menjamur di Indonesia. Tercatat oleh OJK hingga
Oktober 2014, ada 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah (dari bank
konvensional), 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan jaringan kantor sebanyak
2950. Jumlah di atas tentu bisa terus berkembang mengikuti perkembangan
permintaan masyarakat akan layanan perbankan syariah. Bertambahnya jumlah bank
syariah berarti bertambahnya kebutuhan SDM perbankan syariah. Kehadiran SMK
Perbankan Syariah justru diharapkan bisa ikut berperan dalam menyiapkan
kebutuhan SDM perbankan syariah. Dengan melihat pentingnya peran tersebut, SMK
Perbankan Syariah baru diakui sebagai suatu jurusan tersendiri tahun 2013
bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Memasuki
perguruan tinggi pun, sudah banyak perguruan tinggi yang menawarkan program
studi ekonomi syariah ataupun perbankan syariah. Setidaknya ada seKitar 42
Perguruan tinggi yang menawarkan program studi ekonomi syariah/ekonomi Islam program
S1, S2 atau S3. Perguruan tinggi yang pertama kali menawarkan Program Studi
Ekonomi Syariah adalah Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor pada tahun 1995. Pada saat
itu Fakultas Studi Islam UNIDA sudah membuka Program Studi Muamalat Ekonomi
Islam. Dan saat ini program studi tersebut sudah berganti nama menjadi Program
Studi Ekonomi Islam. Dalam hal ini justru perguruan tinggi swastalah yang
menjadi pelopor berdirinya program studi ekonomi syariah di perguruan tinggi.[5]
Bagi
Anda yang berminat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, ekonomi syariah
bisa menjadi salah satu pilihan program studi yang sudah disediakan di banyak
perguruan tinggi. Terlebih lagi jika Anda ingin menjadi seorang ekonom namun
ingin juga tetap memegang teguh keyakinan agama, maka kuliah di Program Studi
Ekonomi Syariah adalah pilihan yang paling tepat.
Saran
penulis, jika ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan Anda ingin
memilih program studi ekonomi syariah, maka pelajarilah dahulu kurikulum yang
ditawarkan. Pilihlah perguruan tinggi yang menawarkan kurikulum yang tidak hanya
mencakup ilmu ekonomi syariah, tetapi juga mencakup ilmu ekonomi umum. Hal ini
sangat penting, karena mempelajari keduanya akan memudahkan kita memahami
kondisi di lapangan yang kebanyakan mengaplikasikan ilmu ekonomi umum. Sehingga
diharapkan lulusannya dapat beradaptasi, menyesuaikan diri dengan kemajuan
aplikasi ekonomi umum yang telah ada. Serta mengaplikasikan ilmu ekonomi
syariahnya tanpa kebingungan ketika melihat praktek ekonomi umum di lapangan
yang telah banyak mengalami kemajuan.[6] Artinya juga diharapkan
lulusannya dapat memahami dan memanfaatkan kemajuan praktek ekonomi umum.
Kemudian memodifikasinya dan ilmu ekonomi syariah diterapkan di dalamnya.
Dalam
bahasa yang lain, setelah lulus Anda tidak hanya mendapatkan ilmu-ilmu tentang
fiqih ekonomi saja tetapi akan mendapatkan ilmu-ilmu ekonomi umum. Jadi, Anda
akan menguasai ilmu ekonomi syariah sekaligus ilmu ekonomi umum.
4. Majelis Taklim Ekonomi Syariah
Bagi
Anda yang tidak memiliki kesempatan dan waktu jika harus belajar di Pesantren
ataupun di sekolah formal, jangan khawatir saat ini telah bermunculan majelis
taklim yang mengadakan pengajian ekonomi syariah. Pengajian di majelis taklim
lebih mudah untuk diikuti karena waktu pengajian biasanya hanya seminggu
sekali. Cara ini cocok diikuti oleh orang-orang yang memiliki sedikit waktu
luang, tetapi ingin tetap belajar ilmu agama. Lebih khusus lagi jika ingin
belajar ekonomi syariah.
Jika
masih tidak sempat datang ke majelis taklim, kita masih bisa mendengarkan
siaran langsung di radio. Pengajian ekonomi syariah sekarang ini telah banyak
disiarkan di radio. Jika kita masih tidak sempat mengikuti pengajian lewat
radio, kita masih bisa mendownload rekaman pengajian di youtube atau
situs-situs khusus dari pengelola pengajian tersebut. Atau dengan membaca
artikel ekonomi syariah lewat internet.
Itulah
empat tempat dimana kita bisa belajar ekonomi syariah. Yang terpenting,
mohonlah terus kepada Allah agar diberi kefahaman ilmu ekonomi syariah dan bisa
mempraktekkannya. Jangan lupa pula harus disertai juga dengan niat dan ikhtiar
yang kuat. Serta praktekanlah segera ilmu ekonomi syariah yang telah Anda dapat
walau hanya baru sedikit saja yang Anda dapatkan agar tidak lupa.
Akhirnya,
untuk kesempatan kali ini hanya ini yang bisa penulis sampaikan.
Terima
kasih telah membaca tulisan ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisannya.
Silahkan
jika ingin memberi masukan atau berkomentar…
Wallahu’alam
bishshawab.
Wassalamua’alaikum wr.wb.
[3] Disarikan dari http://ekbis.sindonews.com/read/920358/33/bi-gandeng-pesantren-perkuat-ekonomi-syariah-1415199774
[4] baca http://www.muslimdaily.net/berita/ekonomi/butuh-waktu-11-tahun-bagi-smk-perbankan-syariah-diakui-pemerintah.html
[5] Dalam hal ini penulis tidak bermaksud promosi
perguruan tinggi tersebut. Hanya memang begitu keadaannya dan tidak banyak yang
tahu bahwa Universitas Djuanda Bogor adalah perguruan tinggi pelopor yang menawarkan
Program Studi Ekonomi Islam.
[6] Kemajuan yang dimaksud adalah perkembangan sistem dan
teknologi dalam kegiatan ekonomi, seperti contohnya bisnis online dan uang
elektronik saat ini sedang mulai marak di masyarakat.
No comments:
Post a Comment